Bandung. “Apabila kita menggali dari kitab-kitab klasik yang ditulis oleh para ulama, satu-satunya sistem pemerintahan yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Rasullulah Saw dan diteruskan oleh para shahabat hanyalah Khilafah. Tidak ada yang lain!” tegas al-Ustadz Syamsuddin Ramadhan al-Nawi dalam acara Mudzakarah Ulama dengan tema “Pandangan Lurus Khilafah Menurut Kitab Kuning” pada Ahad (4/5) di Pondok Pesantren Al Mu’awwanah Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung.
Lebih lanjut, al-Ustadz Syamsuddin memaparkan bahwa para ulama terdahulu memasukkan Bab Khilafah ke dalam kitab-kitab Ushul al-Din. Bukan berarti Khilafah masuk kedalam pembahasan akidah, khilafah tetap dalam pembahasan syariah. Tetapi hal ini dilakukan untuk menunjukkan betapa pentingnya pembahasan mengenai khilafah ini. “Wajib bagi seorang muslim untuk mengangkat seorang pemimpin yang didengar dan ditaati. Di kalangan para ulama telah disepakati wajibnya pengangkatan seorang khalifah” tegasnya.
“Tidak ada satu urusan umat manusia yang tidak dijelaskan oleh Allah. Karena Allah tidak membiarkan hamba-hamba-Nya dalam keadaan “suda” (kosong tanpa perintah dan larangan)”, jelas Ustadz Syamsuddin di acara yang diselenggarakan oleh DPD II HTI Kab. Bandung Barat ini. Jika ada yang mengatakan bahwa Islam tidak mempunyai aturan tentang politik, ekonomi, pemerintahan dan hukum, maka orang tersebut telah menganggap bahwa Allah telah membiarkan manusia dalam keadaan “suda”. Islam telah memberikan penjelasan kepada kita tentang pemerintahan baik secara rinci ataupun global.
Ajengan Dede Saefuddin, Pimpinan Ponpes Al Mu’awwanah Kab. Bandung Barat mengatakan bahwa “Ulama harus bersatu dan bangkit bersama, karena kekuatan tidak akan ada kecuali dengan bersatu dan kita tidak akan bersatu kecuali karena ketaatan kepada Allah”, pungkasnya.