INDONESIA KITA SAAT INI
Amerika tak menginginkan adanya kebangkitan bangsa lain sehingga ada alternatif sistem di luar sistem kapitalisme sekuler yang dianut Amerika. Percaya atau tidak dengan pernyataan tersebut, Anda bisa melihat faktanya secara langsung dalam kehidupan kita.
Terlalu banyak kebijakan pemerintah yang secara telanjang menunjukkan keberpihakkan yang bukan pada rakyatnya. Atas nama demokrasi dan modernisasi, rakyat dipaksa untuk mengikuti semua keputusan penguasanya padahal itu merugikan kelangsungan hidup rakyatnya. Keputusan politik yang selalu menimbang kemaslahatan kelompok dan partainya (baca: bagi-bagi kue kekuasaan), adalah salah satu relitas yang bisa kita rasakan bersama.
Secara ekonomi. Penguasa lebih di dahulukan kepentingan pengusaha dibanding kepentingan rakyat jelata. Asing—yang notabene penghisap kekayaan negeri ini, lebih dihormati dari pada rakyatnya sendiri. Berdalih atas nama rakyat, kebijakkan seperti kenaikan BBM, Elpiji, penjualan asset SDA Indonesia kepada perusahaan asing, komersialisasi kesehatan seperti BPJS terus akan bergulir.
Indonesia kini adalah Indonesia yang makmur secara semu yang pada saatnya nanti akan kehilangan berbagai sumber daya dan kekayaan yang begitu banyak. Akankah kita menunggu hal itu terjadi? Dan masihkah percaya pada demokrasi dan sistem ekonomi kapitalis seperti saat ini?
Dengan segala kerendahan hati, ijinkan kami Hizbut Tahrir Indonesia akan menjawabnya dalam acara nasional di lebih dari 65 kota di seluruh Indonesia sebagai bentuk kepedulian dan kontribusi kami terhadap negara Muslim terbesar dunia ini agar menjadi negara yang besar di bawah naungan keridloan "Sang Maha Pencipta", Allah SWT.
Download Video HM. Ismail Yusanto | Konferensi Islam dan Peradaban 1435 H Momen Perjuangan Penegakan Khilafah Disini
Amerika tak menginginkan adanya kebangkitan bangsa lain sehingga ada alternatif sistem di luar sistem kapitalisme sekuler yang dianut Amerika. Percaya atau tidak dengan pernyataan tersebut, Anda bisa melihat faktanya secara langsung dalam kehidupan kita.
Terlalu banyak kebijakan pemerintah yang secara telanjang menunjukkan keberpihakkan yang bukan pada rakyatnya. Atas nama demokrasi dan modernisasi, rakyat dipaksa untuk mengikuti semua keputusan penguasanya padahal itu merugikan kelangsungan hidup rakyatnya. Keputusan politik yang selalu menimbang kemaslahatan kelompok dan partainya (baca: bagi-bagi kue kekuasaan), adalah salah satu relitas yang bisa kita rasakan bersama.
Secara ekonomi. Penguasa lebih di dahulukan kepentingan pengusaha dibanding kepentingan rakyat jelata. Asing—yang notabene penghisap kekayaan negeri ini, lebih dihormati dari pada rakyatnya sendiri. Berdalih atas nama rakyat, kebijakkan seperti kenaikan BBM, Elpiji, penjualan asset SDA Indonesia kepada perusahaan asing, komersialisasi kesehatan seperti BPJS terus akan bergulir.
Indonesia kini adalah Indonesia yang makmur secara semu yang pada saatnya nanti akan kehilangan berbagai sumber daya dan kekayaan yang begitu banyak. Akankah kita menunggu hal itu terjadi? Dan masihkah percaya pada demokrasi dan sistem ekonomi kapitalis seperti saat ini?
Dengan segala kerendahan hati, ijinkan kami Hizbut Tahrir Indonesia akan menjawabnya dalam acara nasional di lebih dari 65 kota di seluruh Indonesia sebagai bentuk kepedulian dan kontribusi kami terhadap negara Muslim terbesar dunia ini agar menjadi negara yang besar di bawah naungan keridloan "Sang Maha Pencipta", Allah SWT.
Download Video HM. Ismail Yusanto | Konferensi Islam dan Peradaban 1435 H Momen Perjuangan Penegakan Khilafah Disini